-- Direktorat Tindak Pidana Siber Badan Reserse Kriminal Polri membekuk Sultan Haikal alias Haikal (19), otak pembobol situs komersial (e-commerce/e-dagang).
Haikal ditangkap setelah berhasil membobol situs Tiket.com bersama tiga rekan yang sudah ditangkap sebelumnya yakni MKU, AI, dan MTN di wilayah Kalimantan Timur.
Kepala Biro Penerangan dan Informatika Mabes Polri Brigadir Jendral Rikwanto mengatakan, Haikal ditangkap di perumahan Pesona Gintung Residen, Tangerang Selatan, Banten, Kamis lalu (30/3).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kami sudah menangkap Haikal. Dia mentornya. Tiga orang sebelumnya sudah ditangkap," kata Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (5/4).
Menurut Rikwanto, Haikal dan anak buahnya membobol situs untuk mencari keuntungan dan ajang unjuk kehebatan di antara mereka. Haikal sudah membobol 4.600 situs sebelum mengajak MKU, AI, dan MTN.
"Haikal yang membuka pintu ke berbagai macam situs, baik untuk pengetahuan maupun kegiatan mengambil keuntungan," ucapnya.
Rikwanto menuturkan, Hikal merekrut anak buahnya dari perkenalan di Facebook. Awalnya mereka bertukar informasi game online lalu kemudian diajak untuk meneruskan pembobolan situs yang telah dibuka Haikal sebelumnya.
"Dia berhasil buka itu, dia tunjukkan ke junior-juniornya untuk kebanggaan diri," kata Rikwanto.
Terungkapnya kasus ini bermula dari laporan situs Tiket.com yang mengaku akunnya diretas. Menurut Rikwanto, total kerugian yang dialami sebesar Rp1,9 miliar.
Selain membobol situs tiket.com, Haikal dan anak buahnya pernah meretas sekitar 400 situs komersial lainnya, seperti ojek daring (online). Bahkan, pelaku juga pernah membobol situs milik pemerintah daerah, kementerian, dan Polri.
“Kami sedang periksa lagi situs-situs mana yang digunakan mencari keuntungan," katanya.
Keempat pelaku dijerat Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan UU Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Penyebab mengapa raksasa ritel 7-Eleven hendak diakuisisi Circle K
Sumber gambar, Getty Images
Ketika pemilik 7-Eleven mengumumkan bahwa pekan ini mereka telah mendapat tawaran akuisisi dari pesaing mereka yang berasal Kanada, publik di Jepang geger.
Perusahaan Jepang sebesar ini belum pernah dibeli oleh perusahaan asing. Secara historis, perusahaan Jepang justru lebih cenderung membeli perusahaan asing.
Adapun 7-Eleven adalah jaringan toko swalayan terbesar di dunia, dengan 85.000 gerai di 20 negara dan teritori.
Perusahaan itu sukses dalam 'menjual' dirinya sebagai tempat alternatif untuk makanan cepat saji dengan harga murah, lezat, dan dalam jumlah banyak seperti halnya di Jepang dan Thailand.
"Kami memiliki lebih banyak toko daripada McDonald's atau Starbucks," ujar kepala eksekutif Seven & i Holdings, Ryuichi Isaka, kepada BBC News sebelum perusahaan itu mendapat tawaran akuisisi.
Sekitar seperempat dari 85.000 toko itu berada di Jepang, sementara ada 10.000 lainnya di AS.
Sebagai perbandingan, Alimentation Couche-Tard, yang mengoperasikan jaringan Circle K, mempunyai hampir 17.000 gerai di 31 negara dan teritori. Lebih dari separuh gerainya berada di Amerika Utara.
Nilai perusahaan Seven & i Holdings melonjak lebih dari US$30 miliar atau setara Rp465 triliun sebelum berita tentang pengambilalihan ini muncul.
Sedangkan saham 7-Eleven naik hingga 20% lebih pada Senin (19/08), sebelum kehilangan sebagian dari keuntungan pada hari berikutnya.
Analis menilai pelemahan nilai tukar yen Jepang terhadap dolar AS dan mata uang utama lainnya yang membuat Seven & i Holdings bisa diakuisisi.
Selain itu, upaya pemerintah Jepang untuk mempromosikan merger dan akuisisi tampaknya berhasil, menurut Manoj Jain dari dana lindung nilai Maso Capital yang berbasis di Hong Kong.
Akan tetapi proposal tersebut masih dalam tahap awal. Kemudian, mengingat nilai akuisis yang sedemikian besar, proposal tersebut mendapat sorotan otoritas persaingan.
Sumber gambar, Getty Images
7-Eleven sangat ingin memanfaatkan popularitas ragam makanan yang dijualnya - termasuk bola nasi, roti lapis, pasta matang, ayam goreng, dan pangsit.
Sementara di banyak negara lain, minimarket adalah tempat orang membeli sebatang cokelat atau sekantong keripik.
Sedangkan di Jepang, toko seperti 7-Eleven populer di kalangan pengunjung yang mencari kuliner lezat.
Hidangan-hidangan 7-Eleven telah mengubah jaringan tersebut menjadi sensasi media sosial di Asia.
Gerai 7-Eleven bahkan disebut-sebut sebagai tempat kuliner mumpuni di Thailand, di mana roti panggang ham dan kejunya menjadi hit di TikTok.
Penyanyi Inggris, Ed Sheeran, adalah salah satu selebritas yang telah membantu meningkatkan profit 7-Eleven setelah sebuah video dirinya mencoba makanan ringan dari sebuah toko 7-Eleven di Thailand berujung viral.
Kepala eksekutif Seven & i Holdings, Ryuichi Isaka, bermaksud mengulang kesuksesan itu di pasar AS dan Eropa karena perusahaannya mendapat tekanan dari investor untuk menjual beberapa bisnisnya dan fokus pada merek 7-Eleven.
Perusahaan juga telah memperbarui strateginya sehingga lebih banyak gerai bisa mengikuti pendekatan yang dilakukan gerai-gerai di Jepang miliknya.
"Yang kami temukan adalah bahwa gerai-gerai yang menjual makanan segar menarik lebih banyak pembeli," ujar Isaka.
"Kami ingin tumbuh dengan kualitas tinggi - bukan hanya meningkatkan kuantitas. Kami ingin memastikan pelanggan senang dan meningkatkan penjualan setiap toko sambil menambah jumlah toko," sambungnya.
Seven & i Holdings juga sedang gencar berbelanja. Pada Januari, perusahaan ini membeli lebih dari 200 gerai di AS dari jaringan pom bensin Sunoco dengan harga sekitar US$1 miliar atau setara Rp15 triliun.
Pada April, perusahaan ini kemudian membeli kembali lebih dari 750 gerai dari seorang pewaralaba di Australia.
Selama hampir satu abad sejarahnya, 7-Eleven merupakan merek AS.
Berawal dari tahun 1927 dengan menjual balok es yang digunakan untuk mendinginkan kulkas, perusahaan tersebut lantas menjual barang-barang sehari-hari seperti telur, susu, dan roti.
Pada saat itu, toko-toko tersebut buka antara pukul 07.00 dan 23.00 - sesuai dengan namanya.
Sumber gambar, Seven & i Holdings
Seiring berkembangkan bisnis, 7-Eleven mulai menawarkan waralaba di luar AS.
Pada tahun 1974, perusahaan ritel Jepang Ito-Yokado membuat kesepakatan untuk membuka gerai 7-Eleven pertama di negara itu. Kemudian pada 1991, perusahaan ini membeli 70% saham di perusahaan induk 7-Eleven di AS.
Pendiri Ito-Yokado, Masatoshi Ito, yang meninggal pada tahun 2023 di usia 98 tahun sering dianggap berjasa mengubah 7-Eleven menjadi kerajaan global.
Ito-Yokado berganti nama menjadi Seven & i Holdings pada tahun 2005. Huruf "i" pada namanya sebagai penghormatan kepada Ito-Yokado dan Ito, yang pada saat itu menjabat sebagai ketua kehormatan perusahaan.
Sekarang saat perusahaan memutuskan apakah akan tetap berada di bawah kepemilikan Jepang atau kembali ke akarnya di Amerika Utara, para ahli bertanya-tanya apakah lebih banyak perusahaan besar Jepang yang bisa menjadi target akuisisi.
"Kini ada keinginan yang lebih besar dari jajaran direksi dan tim manajemen Jepang untuk menerima modal dari luar negeri dan bersikap terbuka terhadap asing," kata Manoj Jain dari dana lindung nilai Maso Capital yang berbasis di Hong Kong.
Ia menambahkan, kini lebih banyak investor mungkin terdorong untuk mengejar minat mereka ke perusahaan-perusahaan Jepang.