%PDF-1.4 %âãÏÓ 6 0 obj <> endobj xref 6 27 0000000016 00000 n 0000001017 00000 n 0000001093 00000 n 0000001275 00000 n 0000001476 00000 n 0000001854 00000 n 0000002203 00000 n 0000002558 00000 n 0000003176 00000 n 0000003687 00000 n 0000004198 00000 n 0000004670 00000 n 0000005284 00000 n 0000005909 00000 n 0000006443 00000 n 0000006897 00000 n 0000009258 00000 n 0000010929 00000 n 0000012564 00000 n 0000014808 00000 n 0000016716 00000 n 0000018764 00000 n 0000020903 00000 n 0000021130 00000 n 0000021350 00000 n 0000021566 00000 n 0000000836 00000 n trailer <<7A319B0132E22B45A814276CBB199A8F>]>> startxref 0 %%EOF 32 0 obj<>stream xÚb``�```žÀ ®¨€ ˆY8 J@1ƒÛ‚Z¡‡‚‚ErÒ†›%I)ž_ñ6y›x{»Fµ?gÁ¸fF†à«P3-€˜•�!É"Îp À áŸ) endstream endobj 7 0 obj<> endobj 8 0 obj<> endobj 9 0 obj<>/Font<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB]/ExtGState<>>> endobj 10 0 obj<> endobj 11 0 obj<> endobj 12 0 obj<> endobj 13 0 obj<>stream H‰¬SMk1½ëWÌÑìD£Ñg/…�úAñB!”ÅÙ‡xÝØ5¡ÿ¾owíØ”žÚjY$�FóÞ̽¡%KÙ; %PÕ/6íÞ²2·Ô ká’{v½Ë°ƒW*´0çW3L[£‘R°¬Ñ“øÀ^…Àf8?š¯æeă!ÛøæS�nÏòÞð(’“²øBd ëIaï }áìm�@ó•9¿^ ]®õö/ÉYºÂè'rôJbéÝÝ[zø=gÐ@Ä »t´<›™¹¨Íy] Õ�Fì�&dfµ¥¤¬YÕ+@-ð×scÙ:—©~5“�M·Ø5‹vK_ºçe×Në§>žãYª„Uc úÒL®»‡u×n—MGÍÚù�åº#›öWtO*eÏÁ*¥hÙ‰“�x©ï±ï&ÊÓ*©rš\´›i%‰eÒL+T|ò½¡Ýj·¡mós:ÚßOïë›Ó\GLÈN â ‡ä>7«ö}ûÓèI¨�2Æ^B±(—È©ã�¡©€zBA1ɨ)újÄê>Û+ü÷ú/Nº±’‚Ã’Cf’9„œK!—Ñö99‹Ž�…£ˆuºoH÷òôµ‰øž %µŒ²à¾”ÂÁ§Ñâ"Š$lƒ§ä XPìÔpŽÈÑÑÜ8Í\’GY1gGÎ�%ŒÅ³B.'�7‡²[<1`DèW`Ί6ÄI_�˜S2Iòl³Žûìqƒ~ 0 Ÿðá endstream endobj 14 0 obj<>stream H‰ìS±N]1Ýóž‘0¶ã$öŽ„ŠÔu`¨:½¶ÄQ~¿'I¡€®®n|lÛçÆ:*Ëê‘1è¾èD"©c©iÁb�z*÷ð…njé$!‹¥ÕJ^Ùët;$º-sH²�F‡âÊ’4,8L)”sUMªÎ™±ÌžÑ¿OÊUy*J·T¶¹U—÷X4iºdøŽË–tØÎ-:ª «‚Î ‰•Ì¾»ríJ¦ íB€4nhó€"U Â�AtF:2h�‡?· &dL$•zOˆ9^%›9à º%‹¥|pëS£f«W'äµmÅd€°æ›(jFa}Ï<4é½*‡r}BEèï% Ý‘Ñ©ÐWúþCèg9»ø¦tóü©çõ|þ+®Ö!„+„2SV:UæX~½Êó¦3rcö€iÏMÅ–m2ŸÅZ›GSôq8–³/ÇJç�({õŽÈÖÅ”cQa6…þ˜’`3h±Î©ÿosùæú7‚P¸QCàé< á�Ëõê;À9ùr†,kŽ/º€øÂÖÁ€;ÐƼ5ôW€ aØx endstream endobj 15 0 obj<>stream H‰ì“ÍŠT1…÷yŠZL™úMj/ˆ‚W.ÄU« L+£_ß“¤Á• —æö©›S?_µd±¢ÐÎÖ‹4„3�B”KÚY{PtèHº4�bÏ"Ÿ ‡“úàž²õÔ 5h1h�#–C D:ë„Ã:ïxÍI*Â^ºõ¸„eÌ[$é¡ ’©Ã“}'G¤.;mŒÚã@úÓØZ3ƒm-&˜‹¯:“M¹Ø;d¡;LziîìÊ#Iºsõ¹ÁT”@ó©[Ç0,ÿt×Þ´Ç&ô™Úù L*û뵩§åŽ˜€#šÂ�!Î�Á¹ø®tŠÑ†ol–X“Ë�ž"kjõ«ñ Xucá[?q�µõá*c9‰D »1K=›µ6Ì WR”]�t3[›ŠMtœ†Å,јX ¦ÄX]@-¹ojÂÇéo.—ööŽ¾¶N/ð{E�¾�ÒOØè5½{ßéÃ’ÿLòÇŸãgÉ÷-u4l¤X4‡Ð½,2èûÇþ±á2sÉTéŽGWMfÖ$É÷KÅ�vî˵={y zþ åž vš˜%*è~ýAzú%À eÔ• endstream endobj 16 0 obj<>stream H‰ì”½n1…û}Š©#1ÏŸÇO€„DA•Q]"‘E^?Çö^EJ}Š•÷ÌzŽg¾µ-T®ôpÜÒã!xo<Šb+}8ÕŸ»õµÑ�ÃFãªNaÉCò¼»èŠh6Š¦œ™K»4
Main saham atau berinvestasi di pasar saham kini semakin diminati oleh masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan milenial dan generasi Z (Genz). Namun, banyak calon investor masih mempertanyakan jumlah modal minimum yang dibutuhkan untuk memulai investasi saham.Banyak orang tertarik berinvestasi di pasar saham karena potensi keuntungan yang tinggi. Namun, pertanyaan yang kerap muncul yaitu berapa modal minimal yang diperlukan untuk memulai investasi saham?
Modal minimal untuk berinvestasi di saham sebenarnya bervariasi, bergantung pada kebijakan setiap perusahaan sekuritas dan jenis saham yang dibeli. Namun, secara umum, dengan kemajuan teknologi dan digitalisasi di sektor keuangan, modal awal untuk berinvestasi di saham kini semakin terjangkau.
Lantas, berapa sebenarnya modal minimal untuk berinvestasi saham? Simak penjelasannya berikut ini:
Modal minimal main saham
Sebelum memulai berinvestasi saham, penting untuk mengetahui berapa modal minimal yang dibutuhkan. Investasi saham bisa dimulai dengan modal sebesar Rp 100.000, bahkan kurang dari itu. Berikut penjelasan lebih rinci mengenai perhitungan modal yang diperlukan.
Selain itu, untuk membeli saham, investor perlu mengetahui bahwa pembelian saham dilakukan dalam satuan lot. Di Bursa Efek Indonesia, satu lot setara dengan 100 lembar saham. Misalnya, jika harga satu saham adalah Rp 1.000, maka untuk membeli satu lot, investor perlu menyiapkan Rp 100.000 (belum termasuk biaya transaksi).
Calon investor perlu memperhatikan biaya tambahan seperti biaya transaksi yang dikenakan oleh perusahaan sekuritas, yang meliputi biaya beli dan jual biasanya berkisar antara 0,15 persen hingga 0,35 persen dari nilai transaksi. Selain itu, perlu diperhitungkan juga biaya administrasi dan pajak.
Meskipun modal awal yang diperlukan relatif kecil, investor pemula harus berhati-hati dan bijak dalam membuat keputusan investasi. Disarankan untuk memulai dengan nominal kecil dan memilih saham blue chip, yaitu saham dari perusahaan besar dengan kinerja keuangan yang stabil dan lebih aman.
Dapat diketahui, modal awal yang diperlukan untuk membeli satu lot saham yang harus dikeluarkan bergantung pada harga saham atau emiten yang ingin dibeli. Semakin tinggi harga per lembar saham, semakin besar pula modal awal yang dibutuhkan.
Sebagai contoh, jika harga saham perusahaan A yang ingin Anda beli sebesar Rp500 per lembar, maka modal awal yang perlu Anda siapkan untuk membeli satu lot saham yaitu Rp 50.000. Perhitungan modal ini didasarkan pada rumus berikut:
Harga satu lot saham = 100 lembar saham x Rp 500 = Rp 50.000.Memulai investasi saham tidak memerlukan modal yang besar. Dengan pengetahuan yang memadai dan strategi yang baik, investasi dengan modal kecil pun dapat berkembang menjadi hasil yang besar.
Oleh karena itu, penting untuk terus belajar dan mengikuti perkembangan pasar agar dapat membuat keputusan investasi secara bijak.
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra HarahapEditor: Alviansyah Pasaribu Copyright © ANTARA 2024